Iseng

Sabtu, 05 Desember 2009

Segala sesuatu Bergerak Ke Arah Kristus

Konteks kitab Injil Markus pasal 13 merupakan pengajaran Tuhan Yesus menjelang Dia ditangkap dan disalibkan. Itu sebabnya Mark. 13 merupakan suatu pengajaran Tuhan Yesus yang bersifat sangat khusus, sehingga pengajaran ini disampaikan Tuhan Yesus hanya kepada 4 orang muridNya yaitu: Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas (Mark. 13:3). Mereka menanyakan kepada Tuhan Yesus: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi, dan apakah tandanya, kalau semuanya itu akan sampai kepada kesudahannya" (Mark. 13:4). Inti dari jawaban Tuhan Yesus adalah bahwa pada zaman akhir nanti akan banyak orang memakai namaNya atau yang menyatakan bahwa diri mereka adalah “messias” (Mark. 13:6). Untuk itu para murid atau orang-orang percaya diminta untuk selalu waspada agar mereka jangan disesatkan. Para “messias” dan “nabi-nabi” palsu tersebut juga akan mampu mengadakan mukjizat dan tanda-tanda yang hebat dengan tujuan dapat menyesatkan orang-orang pilihan Allah (Mark. 13:22). Jadi dari jawaban Tuhan Yesus tersebut kita dapat melihat bahwa sejarah umat manusia sebenarnya berpusat kepada diriNya selaku Messias Allah, sehingga selalu ada upaya dari kuasa kegelapan untuk membelokkan atau menyesatkan umat manusia khususnya umat pilihan dari iman kepada Kristus. Tepatnya sejarah umat manusia yang senantiasa bergerak ke depan (eskatologis) sesungguhnya merupakan sejarah yang berpusat kepada Kristus selaku sumber dan penopang kehidupan. Kristus yang telah datang dan hadir dalam sejarah (Deus Revelatus) juga merupakan Kristus yang akan datang (Deus Adventus) dalam kemuliaan Allah. Kristus adalah penopang segala yang ada dengan firmanNya yang penuh kekuasaan (Ibr. 1:3a). Sebab Dia adalah awal (“sang Alpha”)dari segala sesuatu, sekaligus Kristus menjadi tujuan/akhir (“sang Omega”) dari segala sesuatu. Sehingga segala sesuatu dalam kehidupan ini pada hakikatnya bergerak ke arah Kristus. Dengan demikian Allah menghendaki agar seluruh umat manusia dan mahluk mau menyembah dan mempermuliakan Kristus sebagai Tuhan dan Juru-selamat mereka.

Tetapi kehendak kuasa kegelapan ternyata sangat berbeda dengan kehendak Allah yang memanggil setiap umat dan mahluk untuk menyembah dan mempermuliakan Kristus. Itu sebabnya kuasa kegelapan juga terus berupaya untuk menghadirkan “messias” dan “nabi” tandingan. Dalam perjalanan sejarah selalu muncul orang yang mengklaim dirinya sebagai seorang “messias” atau “nabi zaman akhir”. Bahkan ada pula yang terang-terangan menyatakan bahwa dirinya lebih besar, lebih mulia dan lebih berkuasa dari pada Kristus. Untuk itu para “messias” atau “nabi” palsu tersebut sering mendemonstrasikan kekuatannya agar banyak orang terpesona kepada mereka, dengan harapan agar umat pilihan Allah berbondong-bondong meninggalkan Kristus. Tetapi manakala umat percaya memiliki relasi dan kasih yang otentik kepada Tuhan Yesus, maka mereka tidak akan mudah untuk terkecoh dengan berbagai “trik” atau tipuan dari para “messias” dan “nabi” palsu tersebut. Karena umumnya para “messias” dan “nabi” palsu tersebut tidak memiliki moralitas yang sehat dan terpuji. Mereka terbukti tidak segan untuk melakukan kekerasan, menangkap dan menganiaya serta membunuh orang-orang yang tidak bersedia mengikuti kehendak mereka. Di Mark. 13:9, Tuhan Yesus memberi nasihat: “Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka”. Para “messias” dan “nabi” palsu tersebut akan tampil sebagai seorang Pembinasa Keji yang menduduki tempat kudus Allah (Mark. 13:14). Mereka merasa diri paling benar di hadapan Allah dengan cara mengorbankan nyawa orang lain atau sesama yang dianggap “kafir”. Tetapi tidaklah demikian sikap Tuhan Yesus sebagai Messias dari Allah. Karena Tuhan Yesus dalam seluruh kehidupanNya lebih memilih berkorban diri agar banyak orang yang diselamatkan.

Label:

posted by UNAI at 19.49

0 Comments:

Posting Komentar

<< Home